Semarag Kembali Disorot, Wali Kota Baru Dinilai Belum Tunjukkan Perubahan Signifkan

SEMARANG KEMBALI DISOROT, WALI KOTA BARU DINILAI BELUM TUNJUKKAN PERUBAHAN SIGNIFIKAN


ilustrasi

Semarang, TrendLine — Kota Semarang kembali menjadi perbincangan hangat di tengah publik, bukan karena prestasi pembangunan, melainkan karena munculnya kritik tajam pasca pelantikan Wali Kota baru, Agustina Wilujeng Pramestuti, yang resmi menjabat pada 20 Februari 2025 lalu.

Kritik datang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang selama ini aktif mengawal jalannya pemerintahan di tingkat lokal. Ketua LSM Satrio Pandawa Lima, Didik Agus Riyanto, secara terbuka menyampaikan kekecewaannya terhadap arah kebijakan pemerintahan baru di Semarang.

“Semarang gelap, bukan Semarang hebat,” tegas Didik, menyindir slogan “Semarang Hebat” yang selama ini digaungkan. Menurutnya, sejak pergantian kepemimpinan, belum terlihat langkah konkret maupun terobosan signifikan yang mampu menjawab kebutuhan warga atau membawa perubahan berarti bagi wajah kota.

Didik juga menyoroti sejumlah persoalan, mulai dari lambannya reformasi birokrasi, belum optimalnya pelayanan publik, hingga minimnya komunikasi terbuka antara pemerintah kota dan masyarakat.

Kritik ini mencuat di tengah ekspektasi tinggi masyarakat terhadap kepemimpinan Agustina Wilujeng Pramestuti, yang sebelumnya dikenal sebagai politisi berpengalaman di tingkat nasional. Banyak warga berharap kehadirannya dapat membawa perubahan positif, terutama dalam hal tata kelola kota, pemberdayaan masyarakat, dan penanggulangan persoalan klasik seperti banjir dan kemacetan.

Pemerintah Kota Semarang belum memberikan tanggapan resmi atas kritik tersebut. Namun, sejumlah pengamat menilai bahwa kritik publik seharusnya dijadikan sebagai cermin dan bahan evaluasi untuk mempercepat proses adaptasi dan implementasi kebijakan yang lebih progresif di masa mendatang.

Komentar